Menggali Potensi Remaja Meraih Impian Masa Depan

EVERYONE born to be genius, demikian bunyi sebuah ungkapan. Tiap orang dilahirkan dengan potensi dan kecerdasan luar biasa. Sang Pencipta telah melengkapi tiap manusia dengan berbagai potensi dan kecerdasan yang diperlukan untuk hidup dalam kehidupan ini.

Namun, dalam kenyataan, kita menemukan banyak remaja menjadi remaja yang seakan-akan terlahir bodoh, tanpa potensi apa pun. Siapa yang salah? Apa Tuhan pilih kasih, atau memang si remaja terlahir demikian? Orangtua yang salah didik? Mencari kambing hitam semacam itu tidak akan menemukan jalan keluar yang tepat. Marilah kita berfokus pada solusi bukan pada masalah.
Ada dua hal yang harus kita perhatikan dalam upaya menggali potensi remaja sehingga mereka bisa meraih impian masa depannya. Pertama, konsep diri dan kedua, pandangan yang benar mengenai kecerdasan.
Tiap upaya untuk menggali maupun meningkatkan potensi, prestasi maupun kompetensi seseorang, tidak terlepas dari yang bernama konsep diri. Konsep diri seorang remaja adalah cara pandangnya terhadap dirinya sendiri. Konsep diri seorang remaja terbentuk melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan serta dipengaruhi siapa yang dianggap memiliki otoritas terhadap dirinya. Bagi anak remaja, guru dan orangtua-lah yang dianggap memiliki otoritas. Kosep diri ini mempengaruhi cara seorang remaja berpikir, bersikap dan bertindak dalam hal apa pun, baik dalam berhubungan dengan orang lain maupun dalam kegiatan yang dikerjakan. Kosep diri terdiri atas diri ideal, citra diri dan harga diri.
Diri ideal adalah sesosok individu yang diinginkan anak remaja untuk menjadi seperti itu. Diri ideal ini sangat mempengaruhi arah yang ditujunya kelak. Hal ini menentulan perkembangan, karakter dan kepribadiannya. Diri ideal ini merupakan gambaran sosok seseorang yang sangat dikagumi remaja sehingga ia ingin menjadi seperti itu kelak.
Citra diri berhubungan dengan bagaimana remaja melihat dirinya sendiri dan berpikir tentang dirinya pada saat ini. Perubahan dan peningkatan kosep diri dapat terjadi jika kita membantu remaja membangun citra dirinya.
Harga diri mempengaruhi seberapa semangatnya seorang remaja, seberapa antusias seorang remaja dan berapa besar motivasi yang dimilikinya. Remaja dengan harga diri yang tinggi akan memiliki kekuatan yang besar untuk berhasil melakukan apa saja dalam hidupnya.
Selama ini orang selalu menilai seorang remaja berbakat dan pintar hanya dari nilai yang diperoleh di sekolah, sehingga jika seorang remaja mendapatkan nilai yang kurang dengan cepat orang akan mengatakan bahwa si remaja bodoh dan tidak memiliki potensi apa pun. Pandangan dan penilaian semacam ini sangat keliru dan menyesatkan. Akibat pandangan keliru itu si remaja tidak dapat mengembangkan dan menemukan potensi yang ada dalam dirinya.
Profesor Howard Gardner dari Universitas Harvard telah mengembangkan model kecerdasan yang disebut multiple intelligence lebih 20 tahun. Ia tiba pada satu pandangan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Kecerdasan akan lebih tepat kalau digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan bersifat laten, ada di diri tiap manusia tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Dalam menjelaskan mengenai kecerdasan, ia menggunakan kata ‘bakat’ atau ‘talenta’. Konsep multiple intelligence yang dikembangkannya terdiri atasi delapan jenis kecerdasan, yaitu:
  1. Kecerdasan linguistik, kemampuan dalam bidang bahasa.
  2. Kecerdasan matematika dan logika, kemampuan dalam berpikir abstrak dan terstruktur.
  3. Kecerdasan visual dan spasial, kemampuan yang berhubungan dengan gambar, diagram, peta, maupun grafik.
  4. Kecerdasan musik, kemampuan yang sangat kreatif dalam hal musik.
  5. Kecerdasan interpersonal, mampu bergaul dan beradaptasi dengan cepat, mampu menjadi mediator, dan pintar dalam hal berkomunikasi.
  6. Kecerdasan intrapersonal, kemampuan untuk dapat mengerti diri sendiri serta kemampuan untuk memperhatikan nilai dan etika hidup.
  7. Kecerdasan kinestetik, ahli dalam hal-hal yang berhubungan dengan fisik, pekerjaan tangan dan dalam hal mengelolah suatu objek.
  8. Kecerdasan naturalis, kemampuan untuk mencintai alam dan berinteraksi dengan hewan maupun tumbuhan.
Pengembangan potensi seorang remaja hendaklah memperhatikan hal-hal tersebut. Meniadakan atau mengesampingkan salah satu aspek di dalamnya merupakan pekerjaan sia-sia dalam usaha menggali potensi seorang remaja. Perlu dukungan dari orangtua dan guru dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri seorang remaja sehingga mereka bisa meraih semua impian masa depan mereka. Bantu mereka agar memiliki konsep diri yang baik dan benar, lihatlah mereka dari sudut pandang multiple intelligence, biarkan mereka berkembang sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.

Share

No comments:

Post a Comment